Berhenti Punya Hobi Menulis

Baiklah aku kembali menulis, entah siapa yang seolah memaksa aku menulis lagi. Pasalnya beberapa minggu ini aku memutuskan untuk tidak akan menulis lagi dan sekedar menyukai para penulis serta membaca karya-karyanya. Entahlah, Lelah mungkin, merasa “Toh dijaman kaya gini siapa sih yang masih mau baca?” yah itu lebih tepatnya.

Beberapa bulan terakhir aku memutuskan untuk terus membaca, entah itu novel ataupun komik, yang penting aku terus membaca. Akhirnya dengan tekad terus membaca, bulan-bulan ini buku dirumah bertambah. Novel memang, tapi tidak masalah bukan? Disaat orang-orang mungkin lebih suka chit-chat di gadgetnya aku memilih mundar-mandir watpad, wodpress, blogspot, webtoon, caiyo buat nyari bacaan. Karna memang pada dasarnya handphoneku sepi lebih sepi dari kuburan dimalam hari 😁😁.

Terus kenapa engga nulis lagi? Jawaban utamanya adalah males, kalimat pendukung kata ‘males’nya susah cari orang yang mau mendukung kita menulis dalam arti lain setia membaca cerita-cerita yang kita buat. Orang-orang lebih suka menilai gambar daripada bacaan yang katanya punya obat tidur. Tapi memang engga bisa aku pungkiri, masih ada orang-orang yang setia sama buku tebel buat nemenin harinya, contoh nyatanya BBW yang kemarin diadain di Jakarta. Walau engga sempet kesana karna alasan UTS dan biaya transportasi, aku pantau dari instagram, dan waw banyak banget yang dateng buat beli buku atau lebih tepatnya berburu buku.

Atau mungkin bukan masalah tingkat baca yang kurang lebih tepatnya, orang-orang memilih buku siapa yang ingin dibacanya. Iyalah aku ini siapa. Toh kadang aku melakukannya, kecuali ditoko buku, kalau keliatannya rame gak tau siapa penulisnya pun pasti bukunya dibeli.

Beralih dari yang katanya dulu pengen jadi penulis tapi sekarang ingin berhenti memimpikannya. Empat atau lima hari yang lalu webtoon matahati setengah lingkar update, galaulah aku seketika (lebay). Temenku kebetulan baca, aku paksa dia buat selesain hari itu sampai eps 29 tapi dia bilang “Ya kali gue kan buka tipe orang yang suka baca” seketika aku gak bisa bales. Yah orang memang beda-beda, aku gak bisa maksain. Tapi rasanya dijaman sekarang ketimbang nontonin berita perampokan yang kalau kata mamahku “Udah jadi hal yang biasa” mending baca, ini webtoon loh ada gambarnya, cerita cinta pula. Ya sudahlah, memang pada dasarnya orang beda-beda ko. Aku berusaha memahaminya.

Tadinya hari ini aku mau update ‘Sajak Timur untuk Embun’ tapi aku ganti sama curhat ini. mungkin lusa atau minggu depan aku mulai kasih tau dunia tentang sajak-sajak yang dikirim Timur buat wanita manis yang tiap pagi membuatnya semangat menjalani hari.

See you ! Semoga membaca bisa jadi kebiasaan baik buat kita semua, ditengah ksisis membaca yang menimpa Indonesia. kok krisis? karna menurut studi “Most Littered Nation In the World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat baca.

source : https://edukasi.kompas.com/read/2016/08/29/07175131/minat.baca.indonesia.ada.di.urutan.ke-60.dunia

6 pemikiran pada “Berhenti Punya Hobi Menulis

  1. Salam kenal Annida, namaku Ferrina. Kita sama-sama punya hobi menulis. Aku juga mulai menulis itupun dari menulis diary sejak SD. Terdengar klasik memang. Tapi aku menyenanginya. Hingga sekarang aku masih sanggup menulis didukung pengalaman magang dan volunteer aku. Meskipun ga sepenuhnya bisa jadi kerjaan tetap sebagai penulis. Namun aku masih menyenanginya.

    Awalnya juga aku punya pemikiran seperti kisah kamu saat ini. Sayangnya setelah dipikir lebih jauh, semakin kita mengingat perkataan orang yang, “Gue ga minat baca?” , “Masih jaman buat nulis begitu?” atau “Buat apa sih nulis?” Pertama dengar aku agak kesel, cuma ya biar ajalah yah pandangan orang beda-beda. Sampai aku saking keselnya buat pengakuan, ‘ini loh aku buat penulis ke orang terdekatku. Namun itu malah buat capek sendiri.

    Untuk sekarang, aku tetap meneruskan minta tulis aku. Bukan hanya soal kesenangan kita pikirkan tapi soal bagaimana jiwa kita di bidang tulis-menulis. Maaf aku jadi curhat. hehe,
    Sekali lagi salam kenal, Annida 🙂

    Suka

    • Salam kenal juga Ferrina! Terimakasih telah menemani perjalan pertamaku naik busway hari ini dengan komentar manisnya.

      Rasanya bagi aku yang dulu apresiasi itu sangat penting, tapi tidak sekarang.

      Izinkan aku bercerita Ferrina,
      hari ini adalah hari pertama kerja praktikku rasanya senang karena di tengah galau akhirnya aku mendapatkan tempat magang juga. Setelah hari selasa pertama kali bertemu dengan tim dikantor, tadi siang aku akhirnya duduk lagi diruang meeting untuk briefing. Tak lama, karna supervisor harus mewawancara kandidat untuk projeknya. Dia bilang “Nida hari ini bikin dua artikel ya, jam 5 kirim saya.”

      Kamu tahu Ferrina? Aku nggak percaya diri bisa nyelesainnya, aku tidak ahli buat artikel aku hanya suka mengoceh tak jelas di laman wordpress. Tapi Ferrina, aku berhasil! berhasil bikin 3 artikel karena aku punya waktu lebih. senang sekali. Entah kata apa yg bisa menggambarkan ini. Anida berhasil.

      Dan aku kutip kata-katanya Tsana intinya “Menulislah untuk dirimu sendiri, jangan terlalu berharap tentang si pembaca. Biarkan semuanya mengalir.”

      Terimakasih Ferrina sudah mau mendengarkan:)

      Disukai oleh 1 orang

  2. salam kenal
    malas nulis,terkadang lebih menyenangkan menikmati karya tulis orang lain tapi ada saat perasaan akan lebih lega setelah menuangkan semua beban dihati dalam rangkaian kata walaupun kalimatnya tak beraturan atau malah sulit dipahami pembaca..

    Disukai oleh 1 orang

    • Salam kenal kembali, setuju! Saat kita mencintai suatu hal, memang kita akan melakukan hal tersebut dengan hati tanpa peduli bagaimana orang lain akan menilai (walau kadang pandangan orang lain menjadi batu hambatan, karena manusia hanya mahluk yg ingin dihargai.)

      Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar