Perjalanan Rasa #1: Glad to see you, guys!

Pertama, aku tahu kau dan kalian tak akan pernah coba membaca tulisanku, tapi biarkan aku menulis meski pesan ini hanya akan menjadi angin yang meniupkan daun lalu kembali pergi.

Coba kuhitung sudah berapa kali matahari terbit setelah perjumpaan terkahir kita waktu itu? Sepertinya sudah berlalu lama hingga untuk memeperkirakannya saja aku tak bisa.

Coba kita buka halaman mana yang pernah kita baca bersama yang kerap mnegundang tawa kita bersama? Mungkin kini halaman itu sudah lusuh dan berdebu karena terlampau lama kita diamkan tak kembali dibaca.

Setelah bulan berganti dari satu fase ke fase lainnya, akhirnya kita bertemu. Memulai pembicaraan dengan basa-basi untuk berpindah ke pembicaraan lainnya. Walau aku sadar, aku tak bisa mengikuti irama pembicaraanmu yang sudah mulai berganti. Aku ikut tersenyum, melihat ternyata sudah banyak yang berubah diantara kita. yah kita dewasa dengan definisi kita yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Tapi sayang, globalisasi membuat hidup kita mulai tak beraturan. Gadget banyak mengambil alih perhatianmu. Sekelompok dari kita sibuk dengan pesan yang masuk ke aplikasi kirim pesan dan saling berbincang dengan seseorang yang jauh dari mata dan jangkauannya. Dan sekelompok lainnnya sibuk berteriak karena sedang bertarung mobile legend. Jika aku bisa memilih, aku akan melakukan apa yang kelompok kedua kerjakana, tapi aku tak pernah main mobile legend sebelumnya.

Akhirnya aku memilih diam, memperhatikan kalian dengan tersenyum. “ya kita punya cara berkumpul yang berbeda.” Aku sekali lagi menikmati pemandangan yang mulai menyebalkan itu.

Satu hari sebelumnya aku berkumpul dengan temanku yang lainnya. Aku baru sadar bahwa ceritaku bisa kuperdengarkan pada mereka yang sebelumnya tak pernah ku beritahu apapun tentang aku. Kita saling mendengarkan cerita dengan senang, menyimpan gadget dekat dengan jangkauan kita tapi tak disentuh.

Akhirnya aku sadar, semua ada ditangan kita. Kita bisa memutuskan bagaimana kita berbincang dengan yang lainnnya, tapi tak bisa dengan paksaan. Biarkan kesadaran masing-masing yang akan membawa kita pada percakapa yang mungkin dimulai dengan basa-basi berubah seirus selanjutnya pembicaraan ringan. Biarkan hati kita yang menuntun untuk saling membuka hati dengan ikhlas.

Aku tidak bisa pungkiri, dalam keadaan itu aku juga memutuskan untuk memegangi gadgetku kembali. Kemudian memilih untuk berselancar membaca tulisan orang-orang keren di wordpress yang menurutku lebih baik daripada hanya membeku terdiam. Yah aku tak punya pilihan.

Terakhir, biarkan hari lain yang mempertemukan kata diantara kita kembali, saat semesta menginginkan kita mulai berbicara.

Untuk kita, yang sudah kembali bertemu meski belum bisa saling berbicara.

3 pemikiran pada “Perjalanan Rasa #1: Glad to see you, guys!

  1. Glad to see u juga. Saya baca koq dari awal sampai akhir. Dan saya juga tidak main mobile legend hehehe.. pilihan di tangan kita. Saya juga memilih mengalihkan perhatian dunia Maya nge-game ke wordpress. Saya juga suka game dan saya sadar bisa jadi masuk tahap yang agak akut. Jadi sama sama main hape internet berusaha supaya ada sedikit segi positif yang di dapat.

    Suka

    • Hallo, salam kenal! Betul, intinya sih kita yang punya kendali entah itu main game atau baca-baca di wordpress. Cuma ditulisan ini aku pengen ngasih tau bahwa miris loh ketika kita ngumpul eh semuanya malam maen game dan nggak saling ngobrol hehe. Tetep positif ya!

      Suka

Tinggalkan komentar